Sejak terpilih sebagai pemenang Logo HUT RI ke 80 dalam sayembara terbuka ADGI (Asosiasi Desain Grafis Indonesia), Bram Patria Yoshugi dicecar banyak pertanyaan oleh netizen Indonesia karena pendekatan yang diambilnya dalam merancang tampilan logo HUT RI 80 yang basic dan minimal. Langkah Bram ini dianggap blunder dan tidak tepat.
Ternyata banyak banget understanding yang didapat dalam diskusi ini. Bukan hanya pemikiran kreatif dan “BERANI” dalam logo design HUT RI 80, namun juga perjalanan seorang Desainer Grafis menjadi Art Director bahkan Partners di Thinking Room, sampai cerita dibalik Sayembara ADGI yang katanya terbuka namun yang terpilih adalah ORDAL?
Logo HUT RI 80 tanpa supergrafis? Kenapa logo HUT RI sangat basic dan minimal berbeda dari series logo HUT RI di tahun sebelumnya? Bram Yoshugi anak siapa sehingga bisa dipilih sebagai pemenang logo design hut RI? Bagaimana proses dan cerita dibalik sayembara desain yang dilakukan oleh ADGI? Dan banyak hal existed yang akan dibuka di podcast ini.
Timestamp:
00:00 Perkenalan
04:12 Program Internship di Thinking * Room.
09:23 Proses Sayembara HUT RI oleh ADGI.
16:16 Menang sbg Personal bukan sbg Thinking * Room.
17:26 Pertanyaan Terpenting.
18:09 Kenapa Minimalist?
25:30 Kenapa Gada Supergrafis?
29:21 Reaksi Bram Untuk Review Riopurba.
30:53 Bocoran Untuk Selanjutnya?