Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUN-VIDEO.COM – SORE itu, langit kawasan Semanggi, Jakarta tampak mendung. Aktivitas masih tampak sibuk di lantai III ruangan Corporate Secretary, Gedung Plaza Mandiri yang terletak di Jalan Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta.

Sekitar 20-an pegawai bank badan usaha milik negara (BUMN) ini bekerja di meja masing-masing. Ruang kerja luas sekitar 15 x 15 meter tanpa sekat vertikal. Tidak ada dinding-dinding pemisah satu ruangan dengan ruangan lainnya, sehingga setiap karyawan mudah berinteraksi.

Sebelah sisi selatan, tampak deretan meja dan 8 kursi. Mepet ke dinding, tampak empat bangku kaki setinggi kurang-lebih 75 cm dan meja setinggi kurang lebih 1 meter. Terlihat meja Foosball, permainan tangan memainkan pertandingan sepakbola.

Terdapat juga televisi ukuran layar kira-kira 48 inci. Dua pria masing-masing memegang stik memainkan permainan Ps sepakbola. Seorang pria mengayuh sepeda berkeliling lantai III itu.

Gedung Plaza Mandiri berada di luar kompleks pusat perniagaan Sudirman Central Busines District (SCBD) dan kompleks perumahan menteri Widya Chandra Senayan. Gedung berjarak kurang lebih 500 meter dari bundaran Semanggi.

Demikianlah perlakukan Bank Mandiri menghadirkan suasana dan nuansa kerja yang rileks, nyaman bagi karyawan pada era milenial, alias zaman now.

Pada era digitalisasi seperti sekarang ini, perubahan besar-besaran dialami banyak sektor karena dampak disrupsi kemajuan teknologi informasi, seperti sektor perbankan.

Disrupsi digital adalah perubahan secara besar-besaran menandai perubahan era dari yang sifatnya offline ke online, perubahan ini juga mulai menjadi tantangan bagi industri perbankan dengan adanya pemain baru di industri financial technology (fintech).

Seruan terkait digitalisasi perbankan juga dicanangkan oleh Presiden Jokowi, yang mengatakan di tahun 2019, Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

V . P . Consumer Loans Group Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, perbankan harus cepat berivonasi dan beradaptasi dalam menghadapi disrupsi di era terknologi informasi seperti sekarang.

“Harus cepat berinovasi, beradaptasi dengan keadaan sekarang, karena digtalisaisi itu cepat sekali,” ujar Rudi, saat wawancara dengan Tribunnews.com, di Plaza Bank Mandiri, Kamis (8/11/2018) sore.

Bank Mandiri, mempunyai anak perusahaan di bidang modal ventura, yakni Mandiri Capital untuk menjawab tantangan kehadiran teknologi finansial.

Selain itu, juga diperlukan strategi pemasaran, produk yang betul-betul disesuaikan dengan karakter yang menyesuaikan dengan generasi saat ini.

Misalnya, Bank Mandiri belum lama ini meluncurkan produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang menyasar generasi milenial, maka menyampaikan medium iklan yang menyasar milenial, tidak lagi disampaikan melalui quran, tetapi media sosial Instagram, menggunakan jasa influencer, karena lekat dengan karakter anak muda masa kini: melek teknologi dan digital savvy (memahami teknologi informasi terutama terkait komputer).

“Dulu harus beriklan di quran-quran sekarang kita pasang di media sosial, Key Opinion Leader (KOL) atau influencer, tipikal milenial butuh endorsement dari yang lain,” ujar Rudi.

Rudi menambahkan, selain harus menciptakan produk yang menyesuaikan dengan perkembangan terkini, dari sisi sumber daya manusia (SDM) juga harus mulai meninggalkan kebiasaan lama.

“Orang-orangnya, harus mulai juga berpkir tidak tradisional lagi, cara-cara pemasaran, produk, harus mulai mengikuti, bank lain sudah digital banking, kita harusnya bukan lagi digital banking, tapi sudah jadi fintech companynya,” tukasnya.

(Tribunnews.com Syafrizal Sidik)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *